Selasa, 06 September 2016

MINYAK BUMI
Oleh : Muhammad Zaki Rahman
minyak bumi, apa itu minyak bumi ?
Menurut Wikipedia di https://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi Minyak bumi dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di bumi.

Minyak bumi adalah sumber energi utama untuk bahan bakar rumah tangga, kendaraan bermotor, dan mesin industri selain batu bara dan gas alam

A.        A. PEMBENTUKAN MINYAK BUMI

Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran. Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi .

B.       B. PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Minyak mentah berwujud cairan kental berwarna hitam yang belum dapat dimanfaatkan. Agar dapat dimanfaatkan minyak bumi harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan minyak bumi dilakukan dengan kilang minyak melalui dua tahap. Pengolahan tahap pertama (primary processing) dilakukan dengan cara distilasi bertingkat dan pengolahan tahap kedua (secondary processing) dilakukan dengan berbagai cara.

1. Pengolahan Minyak Bumi Tahap Pertama
                              
Pengolahan minyak bumi – distilasi bertingkat minyak bumi
Pengolahan minyak bumi tahap pertama dilakukan dengan distilasi bertingkat, yaitu proses distilasi berulang-ulang sehingga didapatkan berbagai  macam hasil berdasarkan perbedaan titik didihnya. Hasil pada proses distilasi bertingkat ini meliputi:
1.       Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan dikenal dengan nama elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG digunakan untuk bahan bakar kompor gas dan mobil BBG, atau diolah lebih lanjut menjadi bahan kimia lainnya.
2.       Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan, tetapi diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi bensin (premium) atau bahan petrokimia yang lain. Nafta sering disebut juga sebagai bensin berat.
3.       Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak tanah) dan avtur (bahan bakar pesawat jet).
4.       Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.
5.       Fraksi kelima atau disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang dan dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa karbon lainnya, dan sisanya sebagai aspal dan lilin.

2. Pengolahan Minyak Bumi Tahap Ke Dua
Pada pengolahan minyak bumi tahap kedua, dilakukan berbagai proses lanjutan dari hasil penyuak lingan pada tahap pertama. Proses-proses tersebut meliputi :
1.       Perengkahan (cracking): Pada proses perengkahan, dilakukan perubahan struktur kimia senyawa-senyawa hidrokarbon yang meliputi: pemecahan rantai, alkilasi (pembentukan alkil), polimerisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan isomerisasi (perubahan isomer).
2.       Proses ekstraksi: Pembersihan produk dengan menggunakan pelarut sehingga didapatkan hasil lebih banyak dengan mutu lebih baik.
3.       Proses kristalasasi: Proses pemisahan produk-produk melalui perbedaan titik cairnya. Misalnya, dari pemurnian solar melalui proses pendinginan, penekanan, dan penyaringan akan diperoleh produk sampingan lilin.
4.       Pembersihan dari kontaminasi (treating): Pada proses pengolahan tahap pertama dan tahap kedua sering terjadi kontaminasi (pengotoran). Kotoran-kotoran ini harus dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH), tanah liat atau hidrogenasi.
5.       Blending : Tahap terakhir yang dilalui dalam proses pengolahan minyak bumi sehingga menghasilkan bahan siap guna adalah proses blending. Blending adalah tahapan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk melalui penambahan bahan-bahan aditif ke dalam fraksi minyak bumi. Bahan-bahan aditif yang digunakan tersebut salah satunya adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL adalah bahan aditif yang digunakan menaikkan bilangan oktan bensin

Fraksi

Jumlah
atom C
Titik
didih (oC)
Kegunaan

Gas
C1 – C4
< 20
Sebagai bahan bakar elpiji (LPG-Liquefied Petroleum Gas)
Bensin
(Gasolin)
C5 –  C10
40 – 180
Bahan bakar kendaraan bermotor
Nafta




C6 – C10




70 – 180




Fraksi nafta diperoleh dari fraksi bensin. Nafta digunakan untuk sintesis senyawa organik lainnya yang digunakan untuk pembuatan plastik, karet sintetis, deterjen, obat, cat, bahan pakaian, dan kosmetik.
Kerosin     (Minyak tanah)
C11 –  C14


180 – 250


Digunakan sebagai bahan bakar pesawat udara dan bahan bakar kompor parafin

Minyak
solar dan
diesel
C15 –  C17


250 – 300


Digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel, selain itu sebagai bahan bakar tungku di industri
Minyak
Pelumas
C18 – C20
300 – 350
Digunakan sebagai minyak pelumas (oli)
Lilin
pengkilap, serta semir sepatu.
> C20



> 350



Sebagai lilin parafin untuk membuat lilin, kertas
pembungkus berlapis lilin, lilin batik, korek api, dan
bahan
Minyak
Bakar

> C20


> 350


Bahan bakar di kapal, industri pemanas, dan
pembangkit listrik
Bitumen



> C40



> 350



Materi aspal jalan dan atap bangunan. Aspal juga
digunakan sebagai lapisan anti korosi, isolasi listrik
dan pengedap suara pada lantai.

C      C. DAMPAK MINYAK BUMI TERHADAP LINGKUNGAN
Banyak jenis dampak yang akan terjadi akibat minyak bumi salah satunya adalah pencemaran udara. Terutama di kota besar yang menyebabkan kualitas udara yang buruk dan akan menimbulkan dampak penyakit. Dampak minyak bumi terhadap lingkungan yang tidak terkendali dan tidak efisien akan memberikan kerugian besar di dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini beberapa dampak negatif minyak bumi terhadap lingkungan dalam kehidupan, antara lain:
1.    Dampak iklim dan udara
Asap yang merupakan salah satu jenis pencemaran yang disebabkan karena tingginya kadar gas olahan minyak bumi yang dilepaskan secara bebas, baik dari kendaraan bermotor maupun aktifitas industri. Hal ini akan menyebabkan batuk dan menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
2.    Dampak perairan

Jika minyak bumi tumpah ke perairan, akan mencemarkan perairan dan membahayakan ekosistem di perairan.

3.    Dampak tanah
Akan menimbulkan berbagai macam masalah karena pertambangan terbuka yang sangat memerlukan lahan yang luas. Sehingga mempersempit lahan hutan atau pertanian.
4.    Dampak asap kendaraan bermotor
Gas yang ditimbulkan kendaraan bermotor yang terbuat dari olahan minyak bumi ini memiliki dampak negatif yang sangat tinggi. Karbon dioksida dikatagorikan sebagai gas rumah kaca yang nantinya akan meningkatkan kadar atau suhu pada permukaan bumi semakin memburuk. Ada juga karbon monoksida pada kendaraan dari minyak bumi yang memiliki sifat racun. Hal ini akan menyebabkan sakit pada saluran pernapasan, sakit mata dan paru-paru.
Selain itu ada oksida belerang yang apabila terhisap akan direaksikan dengan air di saluran pernapasan dan akan membentuk asam sulfat yang dapat menghancurkan jaringan dan menyakitkan. Oksidasi pada belerang ini juga dapat larut pada air hujan sehingga nanti akan mengakibatkan jenis hujan asam yang membahayakan. Sedangkan oksida nitrogen pada kendaraan bermotor akan mencemari lingkungan dan menimbulkan asap yang merugikan. Sehingga daya pandang mata berkurang, iritasi di bagian mata, saluran pernapasan dan jenis tanaman di sekitar akan layu.


Daftar Pustaka :